Tiga Kesalahan dalam Membeli Asuransi Jiwa

Penulis : Yulia Permata Sari
Tiga_Kesalahan_dalam_Membeli_Asuransi_Jiwa

subprimeblogger.com

ASURANSI jiwa agaknya telah menjadi salah satu jenis asuransi yang poluler saat ini. Dengan premi yang cukup terjangkau, asuransi ini mampu menjamin biaya pemakaman, tagihan pengobatan, pembayaran utang dan obligasi, sekaligus menjamin standar kehidupan keluarga yang ditinggalkan apabila pemegang polisnya meninggal dunia.

Tapi tahukah Anda, ternyata banyak orang melakukan kesalahan ketika membeli asuransi jiwa. Berikut ini Media Perempuan merinci beberapa kekeliruan yang sering terjadi:

1. Membeli asuransi jiwa padahal tidak memiliki tanggungan
Asuransi jiwa berguna sebagai proteksi untuk mengantisipasi pengaruh yang terjadi, apabila seseorang yang menanggung kehidupan finansial keluarga tidak bisa lagi menjalankan fungsi sebagaimana layaknya.

Dengan kata lain, produk asuransi jiwa sebenarnya tidak diperlukan oleh orang yang tidak memiliki kewajiban menafkahi keluarga, atau tidak memiliki tanggung jawab finansial terhadap orang lain. Lebih baik, pilih jenis asuransi lain sesuai kebutuhan, misalnya asuransi kesehatan, asuransi cacat, dan lain-lain.

2. Membeli asuransi jiwa untuk anak kecil
Memberikan perlindungan dengan membeli asuransi jiwa untuk anak yang masih kecil bukan tindakan bijaksana. Sebab, anak tersebut belum memiliki penghasilan sendiri sehingga belum memiliki nilai ekonomis bagi keluarga.

Seharusnya, orang tua yang membeli polis asuransi sebagai proteksi terhadap anak, apabila suatu hari nanti mereka meninggal dunia. Prioritaskan asuransi bagi pihak yang memiliki nilai ekonomi tertinggi yang menjadi tulang punggung keluarga.

3. Membeli asuransi jiwa karena preminya rendah
Tidak sedikit orang memilih produk asuransi jiwa karena perhitungan premi yang rendah. Padahal, pemilihan produk asuransi seharusnya ditentukan berdasarkan uang pertanggungan yang diberikan perusahaan asuransi ketika terjadi sesuatu terhadap pemegang polisnya.

Besar uang pertanggungan yang sebaiknya dimiliki setiap orang berbeda-beda antara satu dengan yang lain, tergantung jumlah tanggungan dan kewajiban yang harus dilunasi. Secara garis besar, nilai pertanggungan harus mampu memenuhi kebutuhan hidup keluarga yang ditinggalkan selama beberapa waktu, termasuk untuk membiayai pendidikan anak-anak hingga mereka mandiri, dan untuk melunasi utang (jika ada).

Untuk menentukan besar uang pertanggungan, ada beberapa pendekatan yang bisa dilakukan. Pertama, misalkan penghasilan perbulan sebesar Rp 3 juta dan bunga deposito 6% pertahun (0,5% perbulan). Maka, nilai pertanggungan yang dianjurkan adalah: Rp 3 juta x 100/0,5 = Rp 600 juta.

Kedua, bisa juga menyesuaikannya dengan besar pengeluaran keluarga perbulan, dan dihitung dengan rumus yang sama.

Selain itu, ada juga beberapa sumber yang menyarankan untuk mengalikan jumlah pengeluaran pertahun dengan angka 10. Jadi, misalkan pengeluaran perbulan Rp 3 juta, maka besar uang pertanggungan yang dibutuhkan yakni: Rp 3 juta x 12 x 10 = Rp 360 juta.

0 komentar:

Post a Comment

T U G A S

English French German Spain Italian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

About Me

My photo
Bandung, Jawa Barat, Indonesia

Followers

TAK GENDONG

LIVE MUSIC